Cara Download

Pilih File yang akan di Download, dan Anda akan diarahkan ke adf.ly kemudian tunggu 5 detik dan tekan tombol SKIP AD yang berada di sebelah kanan atas monitor anda

Kamis, 17 Desember 2009

Kebesaran Blambangan

Kebesaran Blambangan hanya tinggal cerita. Meski banyak ditemukan situs dan bukti sejarah, riwayat kerajaan ini tetap misterius. Situs dan petilasan Blambangan banyak ditemukan di Kecamatan Muncar,Banyuwangi. Yang masih terlihat jelas bentuknya adalah situs umpak songo dan setinggil di Desa Tembokrejo,Muncar.
Umpak songo adalah tumpukan batu berlubang mirip penyangga tiang bangunan yang berjumlah sembilan. Umpak artinya tangga,songo berarti sembilan. Situs ini ditemukan pertama kali sekitar tahun 1916 oleh Mbah Nadi Gde,seorang warga dari Bantul, Yogyakarta.
Pertama ditemukan kondisinya sudah tertimbun tanah dan hutan belantara. Begitu digali, ternyata mirip sebuah candi. Diyakini,umpak songo dahulunya adalah balai pertemuan bagi raja Blambangan bersama bawahannya. Tahun 1938, seorang Raja dari Solo,Jawa Tengah, Mangku Bumi IX mengunjungi tempat itu. Kemudian, tempat ini diberi nama umpak songo. Mangku Bum sempat mengisahkan bahwa lokasi itu adalah bekas peninggalan kerajaan Blambangan dengan rajanya Minak Jinggo.
Di sekitar umpak songo banyak ditemukan saksi sejarah kebesaran Blambangan. Ada gumuk sepur, bukit yang memanjang. Konon ini adalah benteng raksasa kerajaan Blambangan. Akibat kurangnya pemahaman masyarakat, gumuk sepur dihancurkan dan digunakan lahan pertanian.
Tak jauh dari umpak songo, ada umpak lima. Konon, tempat ini adalah ruangan semadi raja-raja Blambangan. Sayangnya, lokasi ini sudah musnah. Warga meratakannya dengan tanah, lalu dibangun sebuah mushola. Warga yang tinggal di sekitar situs umpak songo adalah keluarga besar. Jumlahnya 20 KK,mereka adalah keturunan Mbah Nadi Gde. Saat ini hanya tinggal umpak songo yang mash terlihat bentuknya. Itu pun kondisinya sudah memprihatinkan. Sejumlah batu dan benda-benda sejarah lainnya sudah hilang.
Meski sudah masuk cagar budaya, perhatian bagi umpak songo masih cukup minim. Baru tahun ini, Pemkab Banyuwangi membuat tembok keliling di sekitar lokasi. Umpak songo juga masih berstatus lahan milik pribadi. “ Ini adalah warisan nenek moyang, sesuai petuahnya, kami tidak boleh menjual,” kata Mbah Soimin (70), juru kunci umpak songo yang juga pemilik situs tersebut.
Bukti adanya bekas kerajaan cukup dirasakan warga di sekitar umpak songo. Zaman dahuu,banyak warga menemukan benda-benda sejarah ketika menggali tanah di sekitar lokasi. Seperti genta kuningan dan berbagai perabot terbuat dari keramik China. Ada juga pernah menemukan arca dan berbagai benda bertuah lainnya. “ Tempat ini (sekitar umpak songo-red) adalah pusat kerajaan,” sambung Mbah Soimin. Satu lagi bukti sejarah yang masih terlihat adalah pohon pakis raksasa. Pohon ini tumbuh tepat di depan situs umpak songo. Umur pohon ini diyakini sudah ratusan tahun.
Meski berstatus milik pribadi, situs umpak songo tetap dibuka untuk umum. Kawasan ini menjadi jujukan warga untuk bersemadi sejak zaman dahulu. Biasanya mereka datang pada malam Sabtu pahing. Kegiatannya, menggelar ritual tirakatan atau semadi semalam suntuk. Mereka yang datang kebanyakan meminta berkah atau ingin mendapatkan ilmu kejawen.
Puncak keramaian umpak songo adalah hari raya Kuningan. Umat Hindu Bali selalu antre bersembahyang di tempat ini. Hari biasa pun sejumlah pemedek dari Bali juga banyak mengalir. Situs umpak songo hanya berjarak satu kilometer arah timur pura Agung Blambangan,Banyuwangi. Pura terbesar di Banyuwangi ini pun erat kaitannya dengan kerajaan Blambangan. Saat dibangun sekitar tahun 1960-an, ditemukan sumur gaib di sekitar pura. Diyakini,sumur ini adalah bekas peninggalan Blambangan.
Selain umpak songo, ada situs Setinggil di Dusun Kalimati,Muncar,sekitar empat kilometer arah timur umpak songo. Lokasinya persis menghadap pantai. Setinggil berasal dari dua kata, siti artinya tanah dan inggil berarti tinggi. Setinggil diartikan tanah yang menjulang tinggi. Situs ini diyakini bekas menara pengintai kerajaan Blambangan. Lokasinya yang berdekatan laut dengan mudah mengawasi selat Bali yang digunakan berlayar kapal-kapal perdagangan. Sampai kini, pelabuhan Muncar menjadi pelabuhan pendaratan terbesar pendaratan ikan di Indonesia. Konon, zaman dahulu pelabuhan ini sudah ramai dan terkenal seperti sekarang ini.
Kondisi Setinggil juga memprihatinkan. Di sekitar lokasi sudah diserbu perumahan warga yang penuh sesak. Yang tersisa hanya tanah seluas 200m2yang digunakan kantor Kepala Dusun Kalimati. Di dekatnya dibangun sebuah balai kecil. Di tempat ini terdapat sebongkah batu besar. Batu ini diyakini bekas tempat duduk raja Blambangan,Minak Jinggo ketika melakukan pengintaian kapal-kapal di selat Bali yang akan mendarat.
Setinggil juga dianggap sakral. Pada hari tertentu situs ini digunakan semadi para pengikut aliran kejawen. Saat hari raya Kuningan, umat Hindu Bali juga banyak yang sembahyang di tempat ini. “ Kita tetap terbuka untuk umum. Siapa pun boleh masuk,” kata Ahmad Slamet (60),juru kunci Setinggil yang juga Kepala Dusun Kalimati.
Kesakralan Setinggil memang cukup terasa. Ketika TOKOH mengabadikan gambar balai Setinggil, sempat terekam kamera sebuah bayangan putih. Bayangan mirip kepala itu menggantung di dekat langit-langit balai. Kesakralan ini juga dibenarkan juru kunci dan warga setempat. Mereka yang menjadi juru kunci tidak boleh sembarangan orang. Hanya Kepala Dusun yang diperbolehkan mengurus dan merawat lokasi tersebut. Kawasan ini juga menjadi aset desa Tembokrejo.
Di sekitar Setinggil banyak juga ditemukan bekas peninggalan sejarah Blambangan. Seperti gumuk Klinting. Di tempat ini warga banyak menemukan genta terbuat dari tanah liat. Ada juga watu kereta yang berada di tengah laut. Batu berbentuk mirip kereta ini diyakini bekas tempat latihan perang tentara Blambangan. Lokasinya sekitar 4 kilometer dari bibir pantai. Lokasi ini juga dikenal cukup sakral. Sayang,lokasinya berada di tengah laut. Sehingga menyulitkan warga yang akan mengunjungi. Kita harus menggunakan perahu sekitar 20 menit untuk mencapai tempat ini.
Situs lainnya adalah Bale Kambang di Desa Blambangan,Muncar. Konon, tempat ini adalah tempat pertemuan rahasia raja Blambangan. Kini, bale kambang sudah tertimbun oleh pepohonan. Bentuknya menyerupai bukit yang menjulang tinggi. Di sekitarnya terlihat jelas tanah mendatar mirip bekas kolam. Menilik bahasanya, bale kambang diartikan sebagai balai yang dibangun di atas air. Ada juga yang menyebut balai ini adalah kaputren permaisuri raja Blambangan.
Di sekitar bale kambang, terdapat sejumlah bukti sejarah yang menguatkan adanya bekas kerajaan besar. Tak jauh dari bale, ada sebuah tanah tinggi yang memanjang. Bentuknya mirip sebuah bukit berbaris. Dipercaya, ini adalah tembok istana yang mengelilingi bale kambang. Tempat ini terbuat dari tumpukan batu cadas berukuran besar. Zaman dahulu kawasan ini banyak ditemukan tembok-tembok besar yang menjulang tinggi. Selanjutnya daerah ini dikenal dengan nama Tembokrejo.
Selain tembok raksasa, banyak lagi situs di sekitar bale kambang. Bentuknya menyerupai bukit dengan ditumpuki batu-batu alam. Sayangnya, tak satu pun ada sumber kuat yang menyebutkan nama-nama tempat itu. Kondisinya juga tak terawat. Disekitar tempat ini hanyalah hamparan sawah yang luas.
Kendati tidak ada catatan sejarah, kebesaran Blambangan tetap diyakini masyarakat Jawa di sekitar lokasi. Ini terlihat dari banyaknya nama-nama Desa yang erat hubungannya dengan zaman keemasan Blambangan. Tak jauh dari situs bale kambang ada desa Blambangan. Di sekitar situs umpak songo ada desa Tembokrejo. Ada pula daerah Palu kuning yang diyakini bekas hilangnya senjata gada besi kuning milik Minak Jinggo. Juga ada bukit putri, bukit jadah dan sejumlah situs lain yang tidak terawat. Bagi masyarakat Jawa, kebesaran Minak Jinggo tetap dikenang dan diyakini pahlawan besar zaman Blambangan.
Ditulis oleh Budi wiryanto, Wartawan Bali post yang ngepos di Banyuwangi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Premium Download

RS-MU-MS-ES-MV-MP-HotFile-NetLoad.in-Uploading.com

Blog SpeedTes

Your domain(s): Enter each address on a new line (Maximum 3)
 
(Sample: http://cldr-electr.blogspot.com/)